Kegiatan
pagi ini, saya dan teman-teman se-Indonesia akan pergi mengunjungi The Great
Wall (Tembok Besar China) yang masih terletak di Beijing. Semua teman-teman dan
termasuk saya tentunya sangat excited mengunjungi tembok besar china karena
dulu hanya bisa melihat salah satu keajaiban dunia tersebut di film Karate Kid
dan di buku-buku pelajaran sejarah. Namun sekarang ini, sebentar lagi, dalam
hitungan jam, kami akan menginjakkan kaki dan mendaki tembok tersebut. Dari
hotel tempat saya menginap menuju tembok besar china hanya memakan waktu
sekitar satu jam tiga puluh menit. Menjelang kami tiba di tembok besar china,
kami disambut oleh bukit (mungkin bisa disebut gunung) yang tinggi menjulang.
Hijau ditumbuhi oleh pohon-pohon yang berdiri gagah perkasa. Tembok besar china
tambak seperti ular raksasa, dindingnya tinggi. Panjang melintasi perbukitan
yang tinggi. Luar biasa sekali.
Begitu
keluar, kami memasuki entrance yang telah terlebih dahulu tiketnya dipesankan
oleh teman-teman dari All China Youth Federation (ACYF). Tidak jauh dari
entrance, tembok besar china dengan gagah terpasang di Bumi seolah menantang
dan berkata, “Akulah bukti majunya dan gagahnya peradaban Tiongkok, China”.
Tanpa buang waktu, saya dan teman-teman langsung menaiki tangga-tangga tembok
tembok besar china. Jadi, tembok besar tersebut terdiri dari beberapa bagian.
Di bagian mendaki, tembok tersebut dibuatkan tangga yang cukup lebah. Muat dua
telapak kaki ke depan. Lalu pas datar, ada jalanan yang datar. Dan begitu
tembok china tersebut mengular tinggi mendaki bukit, tangga ada lagi dan
semakin ke puncak, luas tembok mengecil dan di puncaknya akan ada semacam
benteng dan di dalam benteng itu ada segi empat dengan banyak jendela. Sebuah
pertahanan yang luar biasa. Jadi, china zaman dulu dilindungi oleh tembok
tersebut. Dari pos-pos penjagaan itu bisa jadi tempat pasukan panah yang sangat
strategis begitu musuh datang mendekat. Tembok besar china yang dibangun pada
masa dinasti Ming itu mempekerjakan jutaan orang untuk membangunnya dan
membutuhkan waktu puluhan tahun untuk menyelesaikannya.
Setelah
mengunjungi The Great Wall, saya dan teman-teman pergi mengunjungi the
forbidden city, istana kekaisaran pada zaman dulu yang memiliki luas 72 Ha.
Sekarang Forbidden City sudah dirubah namanya oleh pemerintah china menjadi The
National Palace Museum. Karena sudah tidak terlarang lagi memasuki istana
tersebut. Zaman dahulu, kenapa istana tersebut dinamakan forbidden city tak
lain karena hanya kalangan istana yang boleh memasuki istana yang sangat luas
tersebut. Kawan-kawan para pemuda, bisa menonton film Karate Kid, disana ada
view The for bidden city. Kami dibawa menjelajahi istana tersebut. Security
check yang ketat seperti di Bandara, pengunjung yang sangat banyak memeriahkan
hari yang cerah itu. Bangunannya tidak ubahnya seperti wihara yang ada di
Pekanbaru. Tapi lebih luas dan indah. Sebelum memasuki istana tersebut ada
tembok besar dan tinggi menjulang (saya perkirakan sampai 7-10 m) dan
dikelingini oleh kolam yang cukup besar dan pohon yang berjajar rapi tumbuh di
tepinya. Ada beberapa ruangan yang tidak bisa dimasuki seperti ruangan
singgasana raja. Dan setelah itu kamipun kembali ke penginapan, selesailah
perjalanan kami di salah satu keajabinan dunia di negeri China.
No comments:
Post a Comment